-->

Adik TNI Kisahkan Pembelajaran di Masa Pandemi


Nama saya NAILI SA'ADATIRROHMAH ,saya anak no 2 dari 3 bersaudara. Saya  masih duduk di bangku sma kelas tiga, sedangkan adik (laki-laki) saya juga baru kelas 1 sma, satu sekolahan dengan saya. Dimasa pandemi ini tentunya sangat berdampak sekali di kehidupan, terutama masalah ekonomi yang paling utama dan masalah pendidikan. Pada masalah ekonomi ini semua orang terkena dampak dari pandemi covid 19, dimana kedua orang tua saya hanya berprofesi sebagai petani, yang kadang berpenghasilan tidak menentu, membuat kita untuk selalu berhemat dalam pengeluaran. Tetapi alhamdulillah kakak saya sudah mempunyai pekerjaan yang mapan, pekerjaannya yaitu menjadi anggota TNI yang sekarang bertugas di Papua dan sudah berumah tangga. Dan sekarang orang tua saya masih menanggung 2 orang saja, yaitu saya dan adik saya.

Orang tua saya tiap harinya mengurus 2 sapi peliharaan. Pagi pagi sekali ayah saya sudah berangkat ke sawah untuk mencari rumput  guna memberi makan kedua sapinya. Saat libur panjang ini saya memanfaatkannya dengan membantu orang tua. Setiap harinya saya bangun membantu ibu yg sedang didapur, setiap harinya saya mencuci piring, baju, nyapu, ngepel dan bantu masak juga. Setelah pekerjaan rumah selesai saya langsung bergegas pergi ke sawah untuk tunggu manuk . Setiap harinya saya mengikuti pjj ini sambil tunggu manuk.

Diliburkannya sekolah ini membuat semua mode pendidikan menjadi serba online. Dimana sebelum ada pandemi covid 19 ini ,setiap harinya kita kita selalu meminta uang jajan , tetapi sekarang sebaliknya. Pengganti uang saku itu kini menjadi uang untuk membeli kuota internet yang nominalnya lebih dari 50.000, itu sebulan. Sebulan harus pengerluaran 50.000 itu  hanya untuk saya, belum untuk adik saya. Belum untuk biaya makan sehari hari.Belum lagi untuk membeli lks yang 1 nya itu 10.000 dikali dengan banyaknya pelajaran, dan adik saya juga . Biaya untuk satu bulan saja kurang lebih 2 juta.

Terkadang kakak saya juga membantu meringankan beban orang tua, yang sebulannya terkadang transfer sekitar 300 ribu, itu setelah menikah, sebelum menikah lebih dari 500 ribu.
Walaupun cuman segitu kita jangan lupa bersyukur dan bantuan dari kakak saya itu sangat berarti. Belum lagi uang gedung untuk saya yang kelas 3 sma yaitu sebesar 1000.000 rupiah, dan adik saya yang baru kelas 1 ini sebesar 1.750.000.rupiah. Tetapi kami cukup terbantu dengan adanya progam keluarga harapan. Yang kadang sebulannya kurang lbih 1.500.000 rupiah untuk  biaya saya , adik, dan juga lansia. Uang itu digunakann untuk keperluan sekolah dan juga untuk merawat nenek saya yang masih hidup.

Kami berharap agar pandemi ini segera selesai dan kembali seperti semula.Dan jangan lupa untuk memutus rantai penularan virus corona dengan jaga jarak, pakai masker jika terpaksa keluar rumah, hindari kerumunan, dan jangan lupa untuk cuci tangan dan juga gunakan handsanitizer. Stay save n healthy men temen:)
Sumber: http://nailisaadatirrohmah.blogspot.com/2020/07/biaya-hidup-pjj-di-masa-pandemi-covid-19.html

Penulis: Naili Saadarirrohmah (Siswa SMA Negeri 1 Pamotan, Kelas XII IPS5)